Inilah lima ayat pertama yang Allah Ta’ala turunkan kepada manusia umi yang akan menjadi cikal bakal arsitek peradaban dunia, Muhammad SAW.
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmu-lah yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq 1-5)
Bukan tanpa maksud Allah menurunkan 5 ayat ini menjadi pertama kali. Inilah Islam agama paling rasional karena Islam masuk dan menyatu ke dalam individu-individu manusia bukan melalui dogma atau sebuah ajaran yang harus diterima kebenarannya tanpa boleh ada bantahan, melainkan Islam masuk melalui logika rasional kemanusiaan yang merupakah fitrah manusia itu sendiri.
Allah menghendaki Islam melekat pada individu muslim melalui akalnya. Walau demikan, tak ada satupun makhluk di muka bumi ini yang mampu membantah kebenaran Islam kecuali mereka yang menjadikan hawa nafsu sebagai cara pandang mereka. Allah menantang orang-orang tersebut untuk membantah Al-Quran (perkataan Allah) dengan logika nafsu mereka. Namun tidak ada yang bisa menandingi nilai kebenaran Islam.
Dan jika kamu meragukan yang kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan pasti tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir. (Q.S. Al-Baqoroh: 23-24)
Dari kelima ayat awal surat Al-Alaq tersebut Allah menginginkan seluruh manusia menjadi beriman bukan karena ancaman invasi militer kaum muslimin kepada mereka, bukan pula karena kelemah lembutan sikap kaum muslimin kepada mereka, bukan pula karena kucuran dana kaum muslimin kepada mereka dan lain sebagainya. Tetapi Allah menghendaki Islam masuk dengan sebuah nilai kebenaran yang diterima oleh akal manusia.
Kita bisa menengok siroh perjuangan Rasulullah pada fase awal (makkah), ada dialog menarik antara orang-orang kafir dan kaum muslimin pada saat itu. Ketika itu orang-orang kafir tak henti-hentinya menghina Rasulullah sebagai tukang sihir, orang gila, dan pembohong. Namun kalimat apa yang menjadi pembela kaum muslimin pada mendengar fitnah tersebut. Mereka bukan mengeluarkan dalil-dalil normatif dari Al-Quran melainkan mereka hanya membantah dengan logika kemanusiaan mereka. Perhatikanlah respon mereka; apakah mungkin manusia yang mengharamkan membunuh anak-anak perempuan adalah orang jahat, apakah mungkin manusia yang mengajarkan untuk memuliakan wanita adalah pendusta, dan seterusnya. Tak ada yang dapat membantah kecuali orang-orag yang akal pikirannya sudah diperbudak oleh hawa nafsu mereka.
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan!
Apa yang dibaca? Menurut Syaikh Abu Bakar jabir Al-Jazairi, firman ini Allah telah memerintahkan RasulNya membaca dan memulai bacaannya dengan menyebut nama Rabbnya, yaitu bismillahirrahmanirrahiimi. Allah Ta'alah berfirman “yang menciptakan”, maksudnya Allah yang telah menciptakan seluruh makhluk.
Dari penjelasan diatas, Allah menghendaki manusia senantiasa belajar apa saja yang mendatangkan keridhoanNya karena membaca dengan dasar nama Allah. Kemudian manusia diajak untuk mempelajari tentang makhluk Allah termasuk juga tentang manusia itu sendiri sebagai dasar ketauhidan bahwa Allahlah yang menciptakan semuanya.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Pelajaran pertama dari Allah ialah manusia harus mengenal siapa dirinya. Bahwa sebenarnya manusia tercipta dari materi yang hina (sperma). Ayat ini menjadi motivasi untuk manusia agar mengangkat derajatnya dari kehinaan dengan ilmu.
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujaadilah: 11).
Bacalah! Dan Tuhanmu-lah yang Mahamulia.
Allah pertegas lagi perintah membaca atau menuntut ilmu di ayat ketiga ini agar manusia benar-benar menjadi manusia yang mulia karena ilmu. Namun semulia-mulianya manusia dengan ilmunya, tidak akan sanggup mengalahkan kemahamuliaan Allah karena hakikat imu adalah dari Allah Ta’ala. Dan agar manusia tidak menjadi sombong dan mengingkari Allah dengan ilmu yang telah Allah karuniakan kepadanya.
Yang mengajar (manusia) dengan pena,
Ilmu dari Allah itu turun dan terpatri di dalam dada manusia tidak sekedar melalui proses membaca namun juga melalui proses menulis, karena ilmu yang telah kita dapat dari membaca, dengan menuliskannya maka kita dapat mengetahui seberapa besar dan dalam kadar ilmu yang telah kita miliki.
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dari proses membaca dan menulis itulah Allah membuat manusia menjadi mengetahui dari apa-apa yang dulunya mereka tidak ketahui.
Dari kelima ayat yang mengajarkan pentingnya ilmu dan kefahaman itulah rasulullah bergerak memberantasan kebodohan (kejahiliahan) hingga kehidupan seluruh manusia menjadi terang benderang oleh ilmu yang mengantrakan kepada peradaban yang gemilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar