Mengenai Saya

Foto saya
Sleman, D.I. Yogyakarta, Indonesia
Mahasiswa Arsitektur Universitas Islam Indonesia.

Senin, 18 Juni 2012

MILAD SETAHUN PAUD MUTIARA HATI


                Milad adalah momen spesial bagi manusia dan biasanya selalu diramaikan dengan segala acara yang membawa pada suka cita dan keceriaan. Hal itu pula yang terjadi pada hari Ahad tanggal 17 Juni 2012 kemaren, yakni perayaan hari jadi PAUD Mutiara Hati. Berbagai pementasan seni anak-anak ditampilkan; senam ceria siswa-siswi PAUD, seni tari Jalaran dan Hadroh Taman Pendidikan Al-Quran Mutiara Senja.
                Perayaan Milad tersebut sekaligus pelepasan bagi siswa-siswinya yang akan melanjutkan jenjang ke Taman Kanak-kanak, jelas Sugito selaku Ketua Yayasan Paud Mutiara Hati. Rasa bahagia dan bangga  ketika menyaksikan momen milad tersebut juga disertai satu langkah produktif dalam mendidik generasi muda sejak dini.  Selama satu tahun PAUD Mutiara Hati telah berhasil memberikan pendidikan kepada 30 siswanya. Jumlah yang terhitung banyak untuk usia PAUD yang masih setahun dan dengan sarana-prasarana yang “seadanya”.
                Sugito menjelaskan ketika sambutannya bahwa PAUD yang ia  dan teman-temannya rintis tersebut adalah murni dari swadaya masyarakat dan belum ada pihak dari luar yang memberikan bantuan termasuk dari pemerintah setempat. PAUD Mutiara Hati hanya memiliki 5 orang pengajar yang bersedia dengan sukarela untuk mendidik siswa-siswinya setiap dua pekan sekali. Tampat pendidikannya pun dilaksanakan di kediaman keluarga Sugito sendiri.


                Perayaan Milad tersebut dihadiri oleh pejabat pemerintah setempat; kepada Kelurahan Wonokerto, Kepala Dukuh Tunggul Arum, perwakilan dari PLKB dan juga disupport dari peserta KKN Universitas PGRI dan KAMMI komisariat UII. Kepala kelurahan Wonokerto menyambut positif PAUD yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakatnya karena ini bagian dari bakti kepada negeri. Perwakilan dari PLKB  yang dalam sambutannya juga mengingatkan kembali kepada ibu-ibu yang hadir dalam acara tersebut akan pentingnya mendidik anak-anak dengan baik.
                Bagi saya, Milad Paud Mutiara Hati ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua khususnya generasi muda yang ingin senatiasa berperan dalam perbaikan negeri ini. Keluarga Sugito memberikan pelajaran bahwa semua orang dapat berkontribusi dari lingkungan yang paling dekat dengan diri mereka yakni rumah. Rumah bisa menjadi tempat untuk mendidik masyarakat di sekitarnya, seperti yang dicontohkan oleh keluarga Sugito. Rumah beliau selalu diramiakan oleh kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Sugito dan Lilis istrinya, setiap pekan selalu mengadakan PAUD, TPA dan Pengajian Ibu-ibu di rumah meraka secara rutin. Bahkan pernah pula beliau dan istrinya yang juga dibantu oleh berbagai institusi mengadakan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat sekitar dalam hal peningkatan keterampilan rumah tangga.
                Milad setahun PAUD Mutiara Hati adalah sebuah ungkapan dedikasi dari orang-orang yang bertekad untuk membangun negeri ini dari apa yang mereka bisa lakukan agar banyak lagi orang yang menyaksikannya akan tersadar dan segera tergerak untuk mekakukan hal yang sama, terutama bagi kami, para keder Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia. _aan

Minggu, 27 Mei 2012

Patwal : Kendaraan Pengancam Keselamatan


                 Sabtu (26/05) pagi, sekitar pukul 7.10 ada peristiwa yang “menarik” terjadi pada diri saya. Ketika itu saya mau berangkat menuju rumah teman yang masih berlokasi di sekitar Jalan Kaliurang Km 13. Sesaat saya keluar dari lampu merah pertigaan Pamungkas terdengar suara sirine mobil Patwal. Mobil tersebut dengan arogannya mengambil jalur kanan yang ketika itu saya sedang berada di jalur tersebut yang  berlawanan arah dengannya. Mobil itu dengan kecepatan tinggi  mengambil jalur yang sebenarnya bukan haknya. Hampir saja saya keserempet mobil patwal dan 1 bus yang dikawalnya, untung saja saat itu saya menghindar ke sisi jalan dengan segera.Tidak terpikir kalau saja saya terlambat sedetik untuk menghindar, pasti terjadi kecelakaan yang akan mencederai saya.
                Kejadian tersebut membuat saya sangat kecewa, arogansi mobil Patwal yang hampir-hampir saja memakan korban jiwa. Mungkin dalam pikiran mereka, demi menjalankan tugas tidaklah mengapa mengorbankan jiwa seorang atau beberapa orang saja. Ironinya patwal merupakan bagian dari institusi kepolisian yang seharusnya melindungi serta memberikan kenyamanan terhadap masyarakat sipil.
                Peristiwa yang terjadi pada saya dapat menimpa pada siapa pun, saya harap ada mekanisme pengaduan yang jelas serta kompensasi terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh institusi-institusi berseragam tersebut. Jangan sampai rakyat sipil selalu menjadi korban “arogansi” mereka.